RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (DETERGEN DAN KEKERUHAN)


Astrid Widya Tamara (C24140026)*

Abstrak

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 24 Februari 2016 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain akuarium, aerator, timbangan digital, gayung, ember, heater, lap atau tissue, stopwatch, botol cup, dan terminal listrik. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain ikan komet (Carrassius auratus), deterjen (LAS), lumpur dan aquades.
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan (deterjen dan kekeruhan) serta mengetahui kisaran toleransinya. Kegiatan praktikum ini yaitu mencatat nilai variabel lingkungan yang mematikan (lethal) dan kelangsungan hidup ikan terhadap deterjen dan kekeruhan. Hasilnya, penambahan deterjen pada aquarium tempat lingkungan ikan hidup mengakibatkan kematian pada ikan, sedangakan kekeruhan di perairan tidak mengakibatkan ikan mati, melainkan pada tingkat kekeruhan tententu mengakibatkan insang ikan terluka. Pada perlakuan kekeruhan dan penambahan deterjen (LAS) juga mempengaruhi bobot tubuh ikan karena membuat konsentrasi air dalam tubuh ikan berubah.
Kata kunci : Ikan komet, adaptasi, lingkungan

Abstract

This practicum held on Wednesday, February 17th, 2016 at 07:00 to 10:00 pm in the Laboratory of Animal Physiology Water, Bogor Agricultural University. The equipment used aquarium, aerator, scales, heater, lap, stirrer, tissue, and stopwatch. While the materials used include Carrassius cauratus or comet fish, ice, pH test, HCl and NaOH.
The purpose of this practicum to study the response of aquatic organisms to environmental variables (detergent and turbidity) as well as knowing the range of tolerance. These practicum activities are recorded lethal environment variable values (lethal) and survival of the fish to detergents and turbidity. As a result, the addition of detergent on the aquarium environment where fish live and death in fish, while the turbidity in the water does not result in dead fish, but on the level of turbidity resulting tententu injured fish gills. In the treatment of turbidity and the addition of detergent also affect the body weight of the fish as it makes the concentration of water in the body of the fish changed.


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Air merupakan lingkungan tempat hidup organisme akuatik yang variabel lingkungannya selalu berubah baik harian, musiman, bahkan tahunan. Kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut akan mempengaruhi proses kehidupan organisme yang hidup didalamnya. Air sebagai media tempat hidup organisme perairan harus mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan organisme tersebut.
Ikan komet merupakan salah satu strain dari ikan mas koki yang kebanyakan merupakan hasil kawin silang antara beberapa jenis ikan karper (Fajrin et al 2012). Ciri morfologi ikan komet adalah bentuk kepala mirip ikan mas, bentuk badan agak memanjang dan pipih ke samping (compressed) terutama sewaktu masih muda, memiliki ekor yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya. Ikan komet juga memiliki warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah putih, merah polos, putih polos, kekuningan, hitam (Yusana 2010). Ikan komet merupakan salah satu jenis ikan air hias air tawar yang pemeliharaan ikan dalam akuarium dalam jangka waktu tertentu (Windarto et al 2013)
Fenomena kematian ikan di perairan merupakan salah satu fenomena biologi yang terjadi karena ketidakseimbangan ekosistem di alam. Salah satu penyebab ketidakseimbangan ekosistem ini yaitu adanya akumulasi surfaktan (Solikhah dan Widyaningrum 2015). Pada laporan Saputra et al (2013) ikan dari famili Cyprinidae mengalami perubahan secara signifikan pada pergantian musim karena adanya perubahan faktor fisika kimia air, yaitu kekeruhan.

Tujuan
Tujuan praktikum ini untuk Tujuan praktikum ini untuk mengetahui respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan (deterjen dan kekeruhan) serta mengetahui kisaran toleransinya..


METODOLOGI

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari 2016 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah terdiri dari alat – alat meliputi : akuarium, aerator, timbangan digital, gayung, ember, lap/tissue, stopwatch, botol cup, dan terminal listrik. Sedangkan bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum ini meliputi: ikan patin, surfaktan deterjen (LAS), aquades, dan lumpur/debu.
Rancangan percobaan
Rancangan yang digunakan didalam praktikum ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). RAL merupakan satu metode rancangan percobaan yang harus mempunyai satuan percobaan yang dimana bersifat homogen ataupun sejenis.
Untuk perlakuan perlakuan detergen yaitu terdapat terdapat 5 perlakuan yang berbeda yaitu kontrol, 5 ppt, 7.5 ppt, 10 ppt, dan gradual penambahan detergen tiap 15 menit. Selain itu terdapat ulangan yang dilakukan sebanyak 5 kali ulangan dalam waktu 1 jam. Untuk perlakuan perlakuan kekeruhan yaitu terdapat terdapat 5 perlakuan yang berbeda yaitu kontrol, 50 ppt, 75 ppt, 100 ppt, dan gradual penambahan detergen tiap 15 menit. Selain itu terdapat ulangan yang dilakukan sebanyak 5 kali ulangan dalam waktu 1 jam.
Prosedur Kerja
Tahapan prosedur yang dilakukan pada praktikum respon organisme akuatik terhadap variabel lingkungan khususnya detergen yang beredar pada suatu perairan diawali dengan disiapkannya 5 buah akuarium sebagai tempat uji coba dari variabel tersebut. Setelah disiapkan 5 buah akuarium selanjutnya masing – masing akuarium tersebut diisikan air sebanyak 5 liter dari tempat penampungan air untuk pemberian dosis deterjen dan tanah lumpur/debu dengan tingkatan yang berbeda didalam akuarium tersebut. Kemudian disiapkan aerator untuk masing – masing ke lima akuarium tersebut dan dimasukkan ke masing – masing akuarium yang telah terisi air. Selanjutnya disiapkan 3 ekor ikan yang akan diuji yaitu ikan patin untuk masing – masing akuarium sebelum dimasukkan kedalam akuarium ketiga ikan patin tersebut terlebih dahulu ditimbang bobot awalnya dengan timbangan digital. Kemudian pada ke lima akuarium yaitu untuk perlakuan 1 kontrol dan perlakuan 2, 3, 4, dan 5 untuk perlakuan deterjen yang berbeda yaitu 5 ppt, 7.5 ppt, 10 ppt, dan gradual yatu penambahan dosis detergen tiap 15 menit sekali. Setelah itu untuk akuarium 2, 3, 4, dan 5 diberikan deterjen (LAS) yang dilarutkan terlebih dahulu didalam air akuarium sampai merata didalam air sebanyak 5 liter di dalam akuarium tersebut untuk kemudian ikan patin dimasukkan ke dalam akuarium yang telah larut deterjen tersebut. Kemudian dilakukan pengamatan setiap 15 menit sekali selama 1 jam pada ke lima akuarium tersebut.
Pada perlakuan kekeruhan, siapkan 5 buah akuarium, setiap masing-masing akuarium diisi 10 liter air dengan tingkat kekeruhan yang berbeda, lalu disiapkan aerator di masing-masing akuarium. Setiap akuarium dimasukkan 3 ekor ikan yang berukuran sama dan sebelum dimasukkan ditimbang terlebih dahulu. Akuarium 1 untuk kontrol, akuarium 2, 3, 4, untuk perlakuan kekeruhan yang berbeda (ditambah lumpur/debu 50 ppt, 75 ppt dan 100 ppt) dan akuarium 5 untuk perlakuan gradual (penambahan 1 gram setiap 15 menit sekali). Pengamatan dilakukan selama perlakuan dan setiap 15 menit selama selama 1 jam. Setelah perlakuan catat ikan yang mati selama percobaan. Lama waktu percobaan adalah 2x24 jam. Waktu pengamatan yaitu pada jam 08.00, 12.00, dan 15.00. Tahap yang paling yaitu ditimbang bobot akhir ikan masing – masing akuarium pada akhir pengamatan.

Analisis Data
Analisis data yang digunakan secara statistik analisa data yaitu dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) atau dengan menggunakan tabel Anova. RAL memiliki model observasi yaitu:

Yij = µ + Ti + €ij

Keterangan :
Yij = data yang disebabkan pengaruh perlakuan pada taraf ke-I dan ulangan ke-j
µ = rataan atau nilai tengah
Ti = efek dari perlakuan pada taraf ke-i
€ij= efek error dari perlakuan ke-i dan ulangan ke –j.
Sedangan analisa data secara deskriptif yaitu dengan melakukan perbandingan antara tingkah laku dan bobot ikan melalui literatur yang telah ada.
Rumus – rumus yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah:
 MR = [(No – Nt)/No] x 100%
 SR = (Nt/No) x 100%
 Serta dengan menggunakan RAL untuk mencari hasil dari tabel anova.
Keterangan:
MR : Mortalitas rate
SR : Survival rate
No : jumlah awal ikan
Nt : jumlah ikan pada saat t


HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan semua hasil dari percobaan yang dicantumkan dalam bentuk tabel.

Tabel 1 Perubahan bobot ikan komet terhadap penambahan deterjen
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan bobot terbesar terdapat pada perkuan control dan perubahan bobot paling kecil terjadi pada perlakuan penambahan deterjen 5 ppt.

Tabel 2 Perubahan bobot ikan komet terhadap kekeruhan
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan bobot terbesar terdapat pada perkuan control dan perubahan bobot paling kecil terjadi pada perlakuan penambahan tanah lumpur 50 ppt.

KESIMPULAN
Perubahan suhu secara mendadak baik panas maupun dingin dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Perubahan pH secara mendadak baik asam maupun basa dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Perubahan suhu juga dapat mempengaruhi bobot tubuh ikan. Perubahan suhu dan pH juga dapat mempengaruhi bobot tubuh ikan. Kisaran pH yang cocok untuk kehidupan ikan adalah berkisar 6-9.

SARAN
Saran untuk praktikum selanjutnya agar pemilihan bahan uji ikan lebih variatif macamnya serta waktu percobaan yang lebih lama sehingga praktikan dapat lebih memperdalam hasil analisa percobaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MK. IKHTIOLOGI FUNGSIONAL ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN

Pengertian Biota Air Tawar, Jenis-Jenis dan Peran Biota Air Tawar, Bahan Organik dan Nutrien bagi Biota Air Tawar, Rantai Makanan Ekosistem Biota Air Tawar, dan Penyebab Kelangkaan Biota Air Tawar dari Pemicu

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI