KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR

(Studi Kasus : Sungai Ciapus)

Kelompok 5

Abstrak
Praktikum Ekologi Perairan Mengalir ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2015 pukul 13.00-15.00 WIB di Sungai Ciapus, Kabupaten Bogor. Ekosistem perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang memiliki ciri-ciri mengalir searah, debit air yang berfluktuasi, bentuk yang memanjang, dan kedalaman relatif dangkal. Tujuan dari praktikum ini untuk mengidentifikasi kondisi perairan mengalir melalui parameter fisika, kimia, dan biologi serta mengetahui interaksi atau hubungan yang saling mempengaruhi komponen-komponen yang ada diantara ketiga parameter tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah observasi lapang. Kegiatan praktikum ini menganalisis sampel yang diambil dari 8 stasiun sungai yang berbeda-beda kedalamannya. Hasil parameter fisika berupa warna perairannya bening, tipe substratnya adalah berbatu, suhu air rata-rata 28,87° C. Ditinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH air di Sungai Ciapus adalah 6. Kemudian ditinjau dari parameter biologi, diperoleh kelimpahan plankton yang paling dominan adalah Synendra 45,53 ind/cm2.
Kata Kunci : Ekologi Perairan, Mengalir, Parameter


Abstract
The practicum of aquatic ecology stagnant was held on Saturday, 10 November 2015 at 13.00 to 15.00 WIB in Ciapus River, Bogor. Lotic ecosystem are characterized by an average flow velocity, stream orders depending, , elongated shape, and relatively shallow depths. The purpose of this practicum is to identify the conditions of the stagnant waters through the parameters of physics, chemistry, and biology as well as the interaction of mutual influence of components that exist between the parameters. The method was used in this practicum is a field observation. At this practicum, we observed in eight different depths stations. Of the three substations, we obtained data of physical parameters such as waters, the color of water is clear, the type of the substrates is rocky and an average is temperature 28,87 ° C. Judging from the chemical parameters, it is known that the pH of the water in Ciapus River is 6. Then, in terms of biological parameters, we obtained the most abundance of plankton is Synendra 45,53 ind/cm2.
Keywords: Aquatic Ecology, Lotic, Parameters

PENDAHULUAN
Perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang dicirikan dengan adanya arus, perbedaan gradien lingkungan dan interaksi antara komponen biotik dan abiotik yang ada di dalamnya. Perairan mengalir memiliki ciri-ciri, yaitu mengalir searah, debit air yang fluktuasi, bentuk yang memanjang, dasar dan tepian yang tidak stabil, dan kedalamannya relatif dangkal. Pada ekosistem ini, dasar perairan merupakan hal yang penting sekaligus menentukan sifat komunitas serta kerapatan populasi dari komunitas. Dasar perairan yang keras terutama yang terdiri dari batu merupakan habitat yang baik bagi organisme untuk menempel atau melekat (Odum, 1998).
Dalam suatu perairan mengalir terdapat interaksi antara komponen biotik seperti zooplankton, bentos, nekton, neuston, perifiton, dan tumbuhan air dengan komponen abiotik seperti warna perairan, suhu, kecerahan,kedalaman, tipe substrat, kecepatan arus, lebar sungai dan lebar badan sungai. Perairan mengalir yang memiliki faktor-faktor yang berpengaruh berdasarkan literatur meliputi suhu, kejernihan, arus, konsentrasi gas pernafasan, dan kosentrasi garam biogenik. Dalam hal ini arus merupakan faktor pembatas yang paling mengendalikan di aliran air (Odum 1998)
Sungai Ciapus merupakan perairan mengalir atau habitat lotus. Banyak faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada habitat air tawar, yaitu suhu, kecerahan, arus, konsentrasi gas pernafasan dan konsentrasi garam biogenik. Dalam perairan mengalir memiliki suhu yang rendah karena ada degradasi suhu semakin ke tengah semakin dingin, adanya sirkulasi air yang menyebabkan banyak terkandung oksigen. Kejernihan air yang baik dibandingkan dengan di perairan menggenang, tetapi tergantung juga dari sumber limbah yang mencemarinya, semakin banyak limbah yang terdapat di sungai tersebut maka semakin keruh perairannya, mempunyai arus, dan biasanya organisme yang menempatinya mempunyai adaptasi khusus dalam mempertahankan diri dalam melawan arus. Hampir seluruh organisme yang hidup pada habitat air mengalir dari larva serangga sampai dengan ikan mempunyai bentuk yang stream line. Bentuk badan seperti ini akan mengakibatkan tekanan minimum dari arus air yang melewatinya. Pada habitat air mengalir dijumpai pula oranisme-organisme yang bentuk badannya pipih sehingga memungkinkan kelompok ini berlindung di bawah atau di celah-celah batu. Rheotaxis positif (organisme yang mampu melakukan pengaturan terhadap arus), Thigmotaksis positif merupakan kelompok pada habitat air mengalir yang mempunyai pola tingkah laku yang diturunkan untuk melekat di dekat permukaan atau menjaga diri agar tetap dekat dengan permukaan (Odum, 1998).
Dalam rangka melakukan pengamatan mengenai karakteristik fisika yang mencakup kedalaman, kecerahan, bau, suhu, dan warna perairan; parameter kimia yaitu nilai Ph perairan; dan biologi mencakup bentos, perifiton, nekton, neuston, dan plankton, pada ekosistem mengalir, maka dilakukan praktikum lapang di Sungai Ciapus, Dramaga, Kabupaten Bogor pada hari Sabtu, tanggal 29 Oktober 2015.
Adapun tujuan dari praktikum ekologi perairan mengalir ini untuk mengidentifikasi kondisi perairan mengalir melalui parameter fisika, kimia, dan biologi serta mengetahui interaksi atau hubungan yang saling mempengaruhi komponen-komponen yang ada diantara ketiga parameter tersebut.

METODOLOGI
WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan Praktikum Ekologi Perairan Mengalir ini dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2015 pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB di Sungai Cikapus yang terletak di kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor


Gambar 1. Lokasi praktikum di Sungai Ciapus
Sumber: https://www.google.co.id/maps

ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ekosistem perairan mengalir ini adalah surber, paralon dengan diameter 3 inchi, transek kuadarat 2 x 2 cm, transek kuadrat 1x1 m, termometer, water sampelr (ember) ukuran 10 liter, sikat gigi, lima botol film, tiga botol plankton, plankton net, stopwacth, tali rafia 40 m, floating drege, dan plastik. Bahan yang digunakan dalam praktikum lapang adalah formalin, aquades, dan lugol.

METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel yang dilakukan meliputi parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter yang diamati meliputi kedalaman, warna, tipe substrat, suhu, pH, dan pengambilan beberapa sampel benthos, plankton, perifiton, nekton, serta neuston. Selain itu juga dilakukan pengukuran arus sungai, lebar sungai, dan lebar badan sungai. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap yakni mengukur kedalaman perairan, suhu air serta mengambil sampel mikroorganisme dari dasar perairan.
Sebelum mengambil sampel, terlebih dahulu letakkan transek kuadrat pada permukaan danau yang akan menjadi tempat pengambilan sample. Pengambilan sampel yang pertama adalah mengukur kedalaman dengan menenggelamkan pipa paralon 3 inchi sampai ke dasar dan diukur kedalamannya berdasarkan skala yang tertera. Termometer digunakan untuk mengukur suhu di perairan. Pengambilan sampel substrat di dasar air dilakukan dengan pipa paralon yang ditekan pada dasar perairan hingga substrat menempel di ujung paralon kemudian diangkat ke permukaan. Kedalaman kecerahan sungai ciapus dianggap 100% karena bisa langsung dilihat dasar perairannya. Untuk mengukur arus sungai digunakan alat floating drege. Dengan cara menghanyutkan floating drege bersamaan dengan menghitung waktunya dengan stopwatch sampai floating drege terentang sempurna. Lebar sungai diukur dengan tali rafia dari seberang sungai sampai batas air sungai. Badan sungai diukur dengan tali raffia yang dibentangkan dari seberang sungai sampai batas badan sungai.
Kegiatan pengambilan sampel berdasarkan parameter biologi yang pertama adalah pengerikan perifiton dengan menggunakan sikat dari benda-benda di dasar peairan tiap substasiun seperti kulit kerang mati, kayu, dan sebagainya. Kedua adalah pengambilan sampel benthos dari dasar perairan secara manual dengan membilas substrat dasar perairan kemudian disaring dengan menggunakan surber. Ketiga adalah penyaringan air dari kolom perairan dengan ember 10 L sebanyak sepuluh kali untuk mengambil plankton menggunakan plankton net. Sementara ditinjau dari parameter kimia, pH suatu perairan dapat diukur dengan mencelupkan kertas indikator pH kemudian membandingkan warnanya dengan trayek pH. Analisis laboratorium dilakukan pada Hari Jum’at tanggal 23 Oktober 2015 di Laboratorium Biologi Makro 1 pukul 15.00 WIB. Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari setiap sampel yang telah diambil dengan menyesuaikannya pada buku panduan praktikum.

ANALISIS DATA
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari setiap sampel yang telah diambil dengan menyesuaikannya pada buku panduan praktikum. Berikut adalah hasil perhitungan dari tiap parameter yang digunakan ketika analisis laboratorium:

Parameter Fisika
Kecerahan Perairan

Kecerahan = (d1+d2)/2(m)

d1 : titik dimana seechi disk pertama kali tidak terlihat saat dibenamkan (m)
d2 : titik dimana seechi disk pertama kali terlihat saat diangkat (m)

Arus
Arus = s/t (m/s)

s : panjang tali floating drege (m)
t : waktu arus (s)

Parameter Biologi
Kepadatan Spesies
Kepadatan spesies plankton dianalisis dengan menggunakan rumus kepadatan (Usman 2013):

Kepadatan spesies = (Kepadatan spesies A)/(Kepadatan spesies total)(m)

Indeks Keanekaragaman Spesies
Indeks keanekaragaman spesies adalah ukuran kekayaan komunitas dilihat dari jumlah spesies dalam suatu kawasan, berikut jumlah individu dalam tiap spesies. Indeks keanekaragaman spesies dianalisis dengan menggunakan formula Shannon-Wiener (Usman 2013):

H’ = - Σ (ni/N ln ni/N)
Dimana:
H’ : Indeks keanekaragaman spesies
ni : Jumlah individu dalam spesies ke-i
N : Jumlah total individu
Keterangan:
H’< 1 : Keanekaragaman rendah dan keadaan komunitas rendah 13 : Keanekaragaman tinggi dan keadaan komunitas tinggi



Indeks Keseragaman
E = H’/HMAX
Dimana:
E : Indeks keseragaman
H’ : Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
Hmax : Indeks keanekaragaman maksimum
(Ln S, dimana S = jumlah jenis)

Indeks Dominansi Spesies
Dominansi spesies adalah penyebaran jumlah individu tidak sama dan ada kecenderungan suatu spesies mendominasi. Untuk mengetahui indeks dominan dalam suatu habitat digunakan rumus di bawah ini (Usman 2013):

C = Σ (ni/N)²
Dimana:
C : Indeks dominan spesies
ni : Jumlah individu setiap spesies i
N : Jumlah total individu seluruh spesies
Keterangan:
C< 0.50 : Dominasi rendah 0.50 1 m/dtk ), cepat ( 0,50-1 m/dtk ), sedang ( 0,25-0,50 m/dtk ), lambat ( 0,10-0,25 m/dtk ), dan sangat lambat ( < 0,10 m/dtk ) maka dapat dikatakan bahwa arus pada stasiun 1 cepat dan pada stasiun 2,3,4,5,6,7,dan 8 kecepatan arusnya rendah. Didapat bahwa kedalaman disungai Ciapus pada stasiun 1 adalah 21,50 cm kedalamannya paling rendah sedangkan kedalaman yang paling dalam distasiun 2 adalah 63,66 cm.Dari 8 stasiun di perolehkedalaman rata-rata 38,75 cm. Lebar Sungai diukur pada stasiun satu sampai stasiun delapan. Lebar sungai terbesar terdapat pada stasiun tujuh sebesar 36 meter, dan lebar sungai terpendek terdapat pada stasiun dua dengan nilai 15.97 meter. Lebar badan sungai diukur secara horizontal, dari vegetasi yang terkena air hingga yang tidak terkena air. Lebar badan sungai terbesar terdapat pada stasiun enam dengan nilai 35.61 meter dan terkecil terdapat pada stasiun satu dengan nilai 21.30 meter. Lebar badan sungai dilihat dari data stasiun satu sampai ke stasiun delapan memiliki nilai yang besar. Dari setiap stasiun memiliki bau ada beberap stasiun yang tidak memiliki bau yaitu stasiun 1,3,4,5, dan 7 sedangkan stasiun yang berbau yaitu pada stasiun 2 dan 6.Dari ke 8 stasiun di Sungan Ciapus kebanyakan tidak berbau.Subtrat perairan Sungai Ciapus yang berbatu masih bisa di lihat secara langsung karena warna perairannya bening. Plankton Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton yang menyerupai tumbuhan, sehingga mampu melakukan fotosintesis dan merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan. Fitoplankton memiliki kisaran suhu optimum yaitu 25℃-30℃. Sedangkan zooplankton merupakan plankton yang menyerupai hewan dan memiliki kisaran suhu optimum yaitu 15℃-34℃ (Effendi 2003). Tumbuhan termasuk fitoplankton akan berfotosintesis dengan baik pada pH netral yaitu sekitar pH 6-8 dan akan mengalami penurunan jika terlalu asam dari jenis diatom memiliki kelimpahan yang paling dominan di perairan Situ Gede. pH yang terlalu tinggi dapat mengganggu aktivitas enzimatis dan metabolism pada fitoplankton sehingga fotosintesis tidak akan berjalan dengan maksimal (Ramadani A H 2012). Berdasarkan hasil pengamatan, plankton yang diperoleh Hasil perhitungan indeks keanekaragaman plankton termasuk dalam kategori sedang. Nilai 10,5 menindikasikan bahwa penyebaran individu setiap jenis relatif tidak merata (Yuliana 2012).
Indeks dominasi menggambarkan ada tidaknya spesies yang mendominasi jenis yang lain. Hasil perhitungan bahwa setiap spesies plankton memiliki nilai <0,5. Hal ini menunjukan bahwa dominasi setiap spesies plankton rendah. Dominasi spesies yang paling tinggi adalah dari jenis Synendra dengan nilai dominasi sebesar 0,15. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara umum perairan Sungan Ciapus selama pengamatan tidak terjadi dominasi pada mikroorganisme plankton (Usman 2013).




Perifiton
Perifiton merupakan semua mikroorganisme “seperti tumbuhan” atau mikroflora yang hidup pada suatu substrat terendam air, termasuk di dalamnya adalah alga mikroskopis, bakteri dan fungi. Mikroinvertebrata dan protozoa yang merupakan mikroorganisme “seperti hewan” meskipun ditemukan dalam komunitas perifiton, namun tidak dianggap sebagai komponen penyusun perifiton. Dinyatakan bahwa 29-64% materi organik penyusun perifiton dengan substrat bambu adalah mikroalga, sisanya terdiri atas organisme heterotrof termasuk di dalamnya: bakteri heterotrof, fungi, yeast, protozoa dan mikro-metazoa.(Yuhana 2011)
Perifiton yang terdapat pada perairan mengalir diantaranya adalah dari jenis Sprotaenia, Synendra, Frustulia, Tabelaria, Closterium, Gyrosigma dan Zygnema. Jumlah perifiton terbanyak yaitu Gyrosigma dan Zygnema sebanyak tiga organisme. Jumlah terbanyak didapat pada ulangan ke dua. Hasil perhitungan pada stasiun tiga dan waktu pengamatan memperlihatkan bahwa indeks keanekaragaman perifiton yang diperoleh adalah 5.61 dan indeks keseragaman perifiton adalah 6.64.
Indeks dominasi menggambarkan ada tidaknya spesies yang mendominasi jenis yang lain. Hasil perhitungan bahwa setiap spesies perifiton memiliki nilai <0.5. Hal ini menunjukan bahwa dominasi setiap spesies perifiton rendah. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara umum perairan mengalir pada Sungai Ciapus selama pengamatan tidak terjadi dominasi pada mikroorganisme perifiton (Usman 2013).
Pengamatan yang dilakukan pada pagi hari dan siang hari memiliki data yang berbeda. Dilihat dari hasil perbandingan data departemen Manajemen Sumberdaya Perairan dan Teknologi Hasil Perairan memliki perbedaan pada hasil organisme yang di dapat. Departemen Teknologi Hasil Perairan melakukan praktikum pada pagi hari. Organisme yang di peroleh yaitu plankton, perifiton, dan benthos. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan melakukan praktikum di siang hari, dan jumlah organisme yang di peroleh lebih sedikit. Siang hari tidak ditemukan organisme benthos, dan jenis organisme plankton dan perifiton lebih sedikit dibandingkan dengan hasil yang diperoleh departemen Teknologi Hasil Perairan pada pagi hari.
KESIMPULAN
Parameter fisika yang digunakan saat pengamatan sangat diperlukan untuk mengetahui pengaruh setiap parameter dalam perkembangan organisme sungai.kecepatan arus diSungai Ciapus relative deras sehingga tidak banyak mikroorganisme yang mampu bertahan hidup kedalaman sungai dan suhu menjadi indicator penting akan keberadaan mikroorganisme. Hasil parameter fisika berupa warna perairannya bening, tipe substratnya adalah berbatu, suhu air rata-rata 28,87° C. Ditinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH air di Sungai Ciapus adalah 6. Kemudian ditinjau dari parameter biologi, diperoleh kelimpahan plankton yang paling dominan adalah Synendra 45,53 ind/cm2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MK. IKHTIOLOGI FUNGSIONAL ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN

Pengertian Biota Air Tawar, Jenis-Jenis dan Peran Biota Air Tawar, Bahan Organik dan Nutrien bagi Biota Air Tawar, Rantai Makanan Ekosistem Biota Air Tawar, dan Penyebab Kelangkaan Biota Air Tawar dari Pemicu

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI