Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Pilihan “Taktis” memilih calon pemimpin

Biasanya dalam suatu organisasi pasti aka nada satu orang yang akan disebut ‘icon’ dari suatu organisasi itu. Yah apalagi kalau bukan yang namanya ‘Ketua Organisasi’. Tradisi Ormas-ormas (Organisasi mahasiswa) di IPB, dalam memilih ketua itu caranya dengan Musyawarah. Musyawarah menjadi satu hal yang mutlak, mutlak untuk mencapai mufakat. Tetapi seringkali melalui musyawarah pun masih sulit menemukan satu titik temu. Terlalu banyak suara peserta musyawarah yang berbeda pendapat, sehingga hanya akan memakan waktu yang lama untuk mengerucutkan suatu suara. Satu solusi lain yang ditawarkan dari tradisi IPB yaitu ‘lobby’. Ngelobi maksudnya memilih beberapa orang saja sebagai perwakilan dari para peserta yang berjejak pendapat. Eeh tapi kalo tapi kalo ada satu kejadian nih, yang seperti himasper (Himpunan Mahasiswa Sumberdaya Perairan) alami, Hari ini, tanggal 19 Desember, 2015 dalam Agenda sidang pemilihan ketua Himasper periode 2015-2016, yang aku sudah lelah, menunggu keputusan kakak tu

Catatan Rapat Dewan Samudra Simfoni

Timekine terdekat: 18 Januari Desember 2015 GBHK kirim ke way.herdi@gmail.com 24 Desember 2015 Draft RKAT ke dpmfpik@gmail.com 1 Januari 2016 Pengumpulan RKAT ke DPM 4 Januari 2016 Koreksi dan pelajari RKAT 9-10 Januari 2016 Musyawarah Kerja Internal FPIK >> Muker Internal 2 hari BEM: 9 Januari Himpro: 10 Januari 25-30 Januari 2016 Musyawarah Kerja IPB 1-7 Februari 2016 Lokakarya BEM atau DPM>>Pengkategorian Ormawa sehat/sangat sehat UKM>>Pengkategorian sehat/tidak sehat Indikator Ormawa 1. Melibatkan mahasiswa atau masyarakat 2. Pelatihan akademik & non-akademik 3. Wirausaha 4. Kegiatan untuk mahasiswa berprestasi Persiapan untuk amandemen, pelajari Perfag yang ada Panitia Kerja Lokakarya KM : Reki, Astrid Panitia Khusus Perfag : Wahyu, Arif, Ain, HD, Lewo, Nadia, Rolando

KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR

Gambar
(Studi Kasus : Sungai Ciapus) Kelompok 5 Abstrak Praktikum Ekologi Perairan Mengalir ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2015 pukul 13.00-15.00 WIB di Sungai Ciapus, Kabupaten Bogor. Ekosistem perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang memiliki ciri-ciri mengalir searah, debit air yang berfluktuasi, bentuk yang memanjang, dan kedalaman relatif dangkal. Tujuan dari praktikum ini untuk mengidentifikasi kondisi perairan mengalir melalui parameter fisika, kimia, dan biologi serta mengetahui interaksi atau hubungan yang saling mempengaruhi komponen-komponen yang ada diantara ketiga parameter tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah observasi lapang. Kegiatan praktikum ini menganalisis sampel yang diambil dari 8 stasiun sungai yang berbeda-beda kedalamannya. Hasil parameter fisika berupa warna perairannya bening, tipe substratnya adalah berbatu, suhu air rata-rata 28,87° C. Ditinjau dari parameter kimia, diketahui bahwa pH air di Sungai Ci

Catatan Rapat Komisi II Kamis, 10 Desember 2015

RENCANA FIKSASI PROKER 1. Media Center FPIK, sebagai pusat informasi FPIK (PJ: Toni) .Mading sebanyak 7-9 (5 Himpro, FDC, FKMC, BEM C, DPM C)dari alumunium dan mika .Pengaturan sistem dibicarakan lebih lanjut 2. Buku Aspirasi, melanjutkan proker tahun lalu .Sasaran untuk angkatan 49, 50, dan 51. .diberlakukan 1 tahun sekali .Desain cover dan isi konten dibuat seperti tahun lalu, full colour. .dilenkapi kata-kata motivasi 3. DPM In Action >Faspro Lintang, perbaikan fasilitas, sarana dan prasarana di lingkungan FPIK (PJ: Ima dan Nadia) >Kotak Harapan, untuk membantu mahasiswa yang ingin mengajukan penurunan UKT (PJ: Astrid) .

Catatan Agenda Rapat Dewan Samudra Simfoni Rabu, 9 Desember 2015

TIMELINE TERDEKAT >Setiap komisi wajib melaporkan notulensi kegiatan Rapat Koordinasi dengan BEM ke minimal salah satu BPH, jika tidak akan dikenakan denda Rp 50.000,00 (dimasukkan ke kas DPM). >Setiap komisi wajib mengumpulkan notulensi kegiatan Rapat Komisi ke email Ira, zahirahkartini@gmail.com. >Foto Dewan pada Jum'at, 11 Desember 2015, pukul 05.30 WIB di Rektorat IPB. >Mengumpulkan GBHK dan Tata Kerja per komisi pada Senin, 14 Desember 2015 dalam bentuk Softcopy. >Komisi 2, 3, 4 mengumpulkan usulan desain Logo Dewan Samudra Simfoni pada Kamis, 10 Desember 2015. >Dekor Sekret pada Sabtu- Minggu, 12-13 Desember 2015 pukul 13.00-selesai. >Upgrading pada Minggu, 20 Desember 2015 di KRB .biaya iuran Rp 25.000,00 sampai Jum'at, 18 Desember 2015 (pembayaran ke anggota komisi 1) >Berlakunya buku kunjungan (min. 3x seminggu, jika melanggar dikenakan denda membawa makanan seharga 3rb) .Timeline Dekor sekret .Presensi piket FIKSASI LOGO &

Catatan Agenda Rapat DPM C Rabu, 2 Desember 2015

1. Nama Dewan: SAMUDRA SIMPONI 2. Agenda Terdekat: a. Bersih-bersih sekret Minggu, 6 Desember 2015 b. Piket urus Sekret, meliputi: Piket stand by di sekret minimal 3x seminggu Presensi peminjaman sarana dan prasarana P3K c. Olah Raga di GOR lama, 9 Desember 2015 d. Diskusi dengan BEM membahas GBHK dan SPPK, 15 Desember 2015 3. Program Kerja Komisi I: 1. Upgrading Anggota DPM C 2. Legisltive school 3. Magang DPM komisi II: 1. Diskusi Raya 2. Legal Drafting Komisi III: 1 Buku Aspirasi 2.Media Center FPIK 3.Bina Cinta Prikanan dengan output pemetaan lokasi lingkar kampus yang berpotensi budidaya perikanan 4. Taman FPIK 5. Perbaikan Sarana dan Prasarana di FPIK IPB Agenda komisi IV: 1. Studi banding UB : Mei UGM : Agustus 2. Penghargaan untuk Himpro terbaik

Catatan Rakom Komisi III

Tugas Khusus Komisi III. 1) Menghimpun aspirasi yang timbul dari mahasiswa FPIK IPB dan menghimpun data dan infromasi dari pihak rektorat terkait dengan keijakan atau perkembangan yang berhubungan dengan kepentingan mahasiswa untuk dijadikan pusat data dan informasi 2) Membawa dan menindaklanjuti aspirasi yang timbul dari mahasiswa FPIK IPB dengan meneruskan hasil analisa dari data dan/atau informasi yang diterimanya kepada pihak yang berwenang yaitu pihak BEM FPIK IPB dan/atau Dekan/Wadek FPIK IPB Susunan Kepengurusan Komisi II 1. Ketua : Kaerul Fatoni 2. Sekretaris : Nadia Puspita Maharani 3. Bendahara : Astrid Widya Tamara 4. Anggota : Zaimatus Sholikhah 5. Anggota : Ralando Akbar Wenang Rapat Kerja Komisi III Selasa, 1 Desember 2015 menyepakati beberapa program kerja komisi III, yakni 1. Media Social Center 2. DPM Web 3. Penggerak Bina Cinta Perikanan 4. Forum Legislativa 5. Taman FPIK

KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR (Studi Kasus: Sungai Ciapus)

Gambar
KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR (Studi Kasus: Sungai Ciapus) Thita Yuliza (C24140025), Astrid Widya Tamara (C24140026), Anis Septiyaningsih (C24140027), Ulfa (C24140028), Febrian Pratama (C24140029), Iim Imawati (C24140030) Kelompok 5 Abstrak Praktikum Ekologi Perairan Mengalir dilaksanakan pada Sabtu tanggal 17 Oktober 2015 pukul 10.00-13.00 WIB di Sungai Ciapus, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Ekosistem perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang memiliki ciri-ciri mengalir searah, debit air yang berfluktuasi, bentuk yang memanjang, dan kedalaman relatif dangkal. Tujuan dari praktikum ini mengidentifikasi kondisi perairan mengalir melalui parameter fisika, kimia, dan biologi serta mengetahui interaksi atau hubungan yang saling mempengaruhi komponen-komponen yang ada di antara ketiga parameter tersebut. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah observasi lapang. Kegiatan praktikum ini menganalisis sampel yang diambil dari 8 stasiun sungai yang be

SISTEM BAGI HASIL DI JAWA TENGAH Penelitian Hukum Pemilikan Tanah di Sebuah Daerah Pertanian yang Penduduknya Sangat Padat

Oleh : Warner Roell Djuhendi Tadjudin Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1969 atas bantuan Persatuan Peneliti Jerman dalam Proyek Pertanian Tani Makmur di Klaten, Jawa Tengah. Meskipun mengolah sendiri tanah pertanian diharuskan oleh UU Agraria Tahun 1990, tetapi lebih dari 50% jumlah penggarap bagi hasil di anatara petani dan hasil yang diterima hanya 30% sampai 40% bahkan lebih dari 0% di daerah Jawa yang padat penduduknya. Tanpa memperhatikan kesulitan dan kenyataan bahwa sampai sekarang tidak ada informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan kualitatif sistem bagi hasil, bentuk khusus kerja upahan dan garapan ini telah meningkat dengan pesat dibandingkan pada awal abad ini. Kesempatan kerja di sektor industri yang memang sedikit, makin berkurang jumlahnya akibat penghancuran beberapa usaha perkebunan Belanda pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) dan mengakibatkan terjadinya pemberontakan beberapa tahun setelah perang. Pengangguran menjadi cenderung mening

MODEL KELEMBAGAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI

Oleh : Djuhendi Tadjudin Perilaku suku Badui yang menganggap memakai baju serba hitam dan berikat kepala biru tua sudah merupakan hal yang pas bagi kehidupan mereka menggambarkan situasi pengelolaan sumberdaya hutan kita. Suatu konsep yang disusun mengedepankan ukuran-ukuran ekonomi makro, masalah kelestarian lingkungan dan kebutuhan setempat masing-masing tampil sebagai kosmetik dan generalisasi akademik. Ketika konsep ini dioperasikan, dihasilkan kerja yang ironical dan malah merusak alam. Bagaikan baju modis penuh warna yang sebenarnya sudah cocok dengan suku Badui, namun aparat telah keliru dalam memperkenalkannya. Dalam situasi pengelolaan saat ini, Kartodihardjo (1999) mengambarkan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan saat ini bersifat paradoksal yang mana cenderung mendukung pencapaian target kuantum produksi kayu gelondong. Selain itu, sinyal internasional seperti pola pengelolaan peduli lingkungan tidak segera dalam mewarnai kebijakan pemerintah dan merubah etika bisnis

KEHIDUPAN SUKU DAYAK KENYAH DAN MODANG DEWASA INI Inventarisasi Sebuah Proses Pemiskinan

Oleh : Franky Raden Daerah Suku Dayak Kenyah dan Modang berada di wilayah Kecamatan Ancalong, dengan 12 perkampungan yang letaknya memanjang di sebelah kiri Sungai Kelinjau, anak Sungai Mahakam. Konon Suku Kenyah itu berasal dari daerah yang terisolir di pegunungan Apokayah, Kalimantan Timur. Suku Kenyah dan Modang awalnya satu suku, namun semua berubah setelah adanya pengarug agama kristian tahhun ’30-an oleh misionaris Belanda. Mereka yang memeluk agama baru memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya dan demi memenuhi kebutuhan baru akibat mulai masuknya informasi. Sebuah gebrakan mental yang luar biasa dalam diri mereka karena berani keluar dari lingkungan alam mereka tanpa mempunyai gambaran sama sekali. Ini awal dari proses awal pemiskinanan yang menggerogoti sisi kehidupan mereka. Kejutan sosial paling dahsyat sejak mereka keluar dari daerah asalnya adalah dari sektor ekonomi. Kepala keluarga rata-rata menghasilkan 200-400 bek padi ‘a 400-600 rp. Mereka sangat bergantung p

STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN Penelitian Di Tiga Desa Santri

Oleh : Sunyoto Usman Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, memiliki kemampuan untuk mengendalikan aktivitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Kelompok elit yang berada di pedesaan, diantaranya adalah mereka yang mempunyai jabatan formal dalam pemerintahan desa (pamong desa), pengurus lembaga sosial pedesaan (seperti: LembagaKetahanan Masyarakat Desa, Kelompok Tani, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga), petani kaya, guru desa, atau para pegawai negeri yang tempat bekerjanya mungkin di kota atau di desa lain. Ruang lingkup yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memfokuskan perhatian pada struktur interaksi kelompok elit di kalangan masyarakat desa santri. Fenomena desa santri dalam studi masalah pembangunan dan struktur interaksi kelompok elit tampil menjadi

“Berawal dari Polusi Asap, Pabrik Mi Formalin Terbongkar”

Oleh : Ika Fitriana Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang menggerebek pabrik rumahan mi basah berformalin milik pengusaha berinisial T, di sebuah rumah di Dusun Manggisan, Kabupaten Magelang, Rabu (18/2/2015) siang. Sedikitnya 220 kilogram mi basah disita petugas dari penggerebekan itu. Theresia Arie Wijayanti, dari BPOM Semarang, menjelaskan, penggerebekan bermula dari informasi masyarakat masyarakat sekitar, mereka merasa terganggu dengan asap yang keluar dari rumah milik pengusaha berinisial T. Tim BPOM kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya terungkap bahwa ada produksi mi basah dengan kandungan formalin di belakang rumah ini. Sedikitnya 220 kilogram mi basah disita petugas dari penggerebekan itu. Sekilas pabrik ini memang dari depan tidak tampak layaknya sebuah pabrik mi basah, melainkan terlihat seperti pendopo dengan gaya arsitektur Jawa, yang dikelilingi oleh pagar serta tembok yang tinggi. Arie menyebutkan, T merupakan pemain lama yang sebelu

Sistem Pondok

Oleh : Wariso Ram Sebagian besar migran sirkuler berada dalam kondisi “ketidak cukupan”, baik dalam hal lahan pertanian, lapangan pekerjaan maupun modal usaha di daerah asalnya. Walaupun begitu keadaanya, menurut Dewey (1961) mereka adalah pekerja yang rajin. Mereka terhimpun dari orang-orang yang masih berada dalam posisi dependen di daerah asalnya serta orang-orang yang berpengalaman dalam seluk-beluk proses produksi dan pemasaran. Kerjasama antara migran sirkuler tersebut merupakan persemaian yang subur bagi perkembangan usaha dalam sistem pondok. Keterbatasan modal dalam hal modal, kemampuan serta ilmu dan teknologi mereka imbangi dengan melaksanakan asas kerukunan dan kegotong-royongan demi mendirikan usaha yang disebut dengan “usaha sisa”. Dalam hal ini juga tujuan utama sistem pondok adalah mendapatkan keuntungan ekonomi. Jenis “usaha sisa” ini bersifat padat karya, contohnya menjual dan membuat makanan atau minuman murah, usaha pengumpulan barang bekas untuk didaur ulang, u

Laporan Observasi Lapang Kewirausahaan

Gambar
1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Mata Kuliah Pengantar kewirausahaan merupakan mata kuliah yang dapat mendorong dan memotivasi kita untuk memulai usaha baru yang berpotensi dalam masyarakat. Selain itu juga bertujuan mengubah pola pikir kita yang selalu ingin mendapat pekerjaan, bukan menciptakan sebuah lapangan kerja. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan produk pertanian. Namun hal itu tidak menunjang perekonomian masyarakat secara merata. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengolah hasil pertaniannya untuk menghasilkan nilai tambah. Semakin bertambahnya jumlah pengangguran menjadi indikasi terpuruknya perekonomian Indonesia. Bahkan pengangguran terpelajar mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia. Banyak lulusan sarjana yang menganggur setelah menyelesaikan studinya. Hal ini tentu mencengangkan pemerintah dan masyarakat awam sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan. Dengan adanya observasi lapang ini diharapkan mahasiswa siap pakai ketika

HUKUM MENGEMIS MENURUT PANDANGAN ISLAM

HUKUM MENGEMIS MENURUT PANDANGAN ISLAM Adhisetyorahman Wardanu A24140178 Ainaya Kresnanda Apriandi E24140022 Ari Hariyadi A24140120 Astrid Widya Tamara C24140026 Devi Wijayanti A14140045 Mira Handayani C44140003 Nadhilah Amalina Qistan E44140005 Neng Sri Haryanti Lestari D424140055 Novi Oktavia Pradikaningrum G34140061 Novia Putri Sari C44140012 Pupi Rahma Sari I14140046 Sita Miftakhurohmah D24140033 DIREKTORAT TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah Sosial Pengemis di Kampus Dalam IPB. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dosen pembimbing Pendidikan Agama Islam, Drs. Hamzah, MS. 2. Narasumber, Saidah dan Zulkarnain. Semoga Allah swt senantiasa memberikan rahmat dan karunianya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan yang bai