STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN Penelitian Di Tiga Desa Santri

Oleh :
Sunyoto Usman

Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, memiliki kemampuan untuk mengendalikan aktivitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Kelompok elit yang berada di pedesaan, diantaranya adalah mereka yang mempunyai jabatan formal dalam pemerintahan desa (pamong desa), pengurus lembaga sosial pedesaan (seperti: LembagaKetahanan Masyarakat Desa, Kelompok Tani, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga), petani kaya, guru desa, atau para pegawai negeri yang tempat bekerjanya mungkin di kota atau di desa lain.
Ruang lingkup yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memfokuskan perhatian pada struktur interaksi kelompok elit di kalangan masyarakat desa santri. Fenomena desa santri dalam studi masalah pembangunan dan struktur interaksi kelompok elit tampil menjadi episode penelitian yang menarik karena di desa lazimnya masih ada dominasi figur tokoh agama. Melalui suatu proses interaksi sosial yang panjang dan bersinambung intelektualitas keagamaan, kewibawaan dan kekayaan mereka saling melilit dan menyatu sedemikian rupa lalu membentuk kekuatan yang mampu mengkukuhkan status mereka menjadi suatu kelas intelektual tersendiri yang mandiri dan diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan.
Sejumlah observasi telah memperlihatkan bahwa sebenarnya dalam implementasi masih melibatkan anggota masyarakat dan memberi porsi pada potensi lokal. Penelitian ini bertujuan meidentifikasi striktur interaksi elit dalam mengakomodasi implementasi proyek pembangunan pedesaan.Penelitian ini menggunakan analisa jaringan .Untuk membatasi analisisnya, penelitian ini hanya berkonsentrasi pada tiga macam proyek pembangunan : Supra Insus Padi, Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) dan Bantuan Desa.
Secara Teoritis dalam setiap interaksi ditemukan dua aspek : konflik dan integrasi. Ada tiga macam pendekatan yang digunakan peneliti yaitu : positional approach, reputational approach, dan decisional approach. Penelitian dilakukan pada tiga desa santri dalam wilayah Kabupaten Jombang. Ada dua alasan atas terpilihnya ketiga desa tersebut , pertama jumlah anggota masyarakat banyak yang mengikuti thoriqit Qodiriyah-Naqsabandiyah, kedua anggota masyarakat memiliki daya dukung yang kuat terhadap ketahanan organisasi sosial politik islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MK. IKHTIOLOGI FUNGSIONAL ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN

Pengertian Biota Air Tawar, Jenis-Jenis dan Peran Biota Air Tawar, Bahan Organik dan Nutrien bagi Biota Air Tawar, Rantai Makanan Ekosistem Biota Air Tawar, dan Penyebab Kelangkaan Biota Air Tawar dari Pemicu

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI