FENOMENA SUNGAI DIBAWAH LAUT


Beberapa waktu yang lalu, dunia dicengangkan dengan munculnya foto-foto Cenote Angelita, yakni fenomena sungai yang berada di bawah laut. Yang menemukan sungai bawah laut ini adalah Anatoly Beloschin. Ia seorang fotografer professional dari Rusia. Cenote Angelita ini merupakan penemuannya yang mencengangkan saat mengeksplor bawah laut Mexico untuk kepentingan pemotretan.


Gambar 1. Cenote Angelita di kawasan pesisir pantai barat semenanjung Yukatan, Meksiko (Sumber : www.merdeka.com).
Lokasi Cenote Angelita yang menghadap ke laut Karibia dan berjarak sekitar 12 Km dari pesisir Laut Karibia, berada sekitar 17 Km disebelah selatan kota Talum, di pantai timur semenanjung Yukatan, Meksiko.
Kata "Cenote" berasal dari bahasa suku Indian Maya purba "D'zonot" yang berarti "sebuah gua bawah tanah yang berair sebagai tempat yang disucikan", sedangkan "Angelita" berarti "malaikat kecil", jadi Cenote Angelita berarti "Goa Suci Malaikat Kecil". Istilah Cenote dimaksudkan sebagai goa-goa bawah tanah yang berjumlah ribuan di semenanjung Yucatan, Mexico. Formasi goa-goa bawah tanah ini terhubung dengan laut Karibia melalui sistem hidrogeologi kawasan gamping yang disebut karst. Terbentuknya cenote ini dipengaruhi oleh beberapa kejadian geologi dan perubahan iklim global masa lalu.

Gambar 2. Lokasi Cenote Angelita di kawasan pesisir pantai barat semenanjung Yukatan, Meksiko (Sumber : www.mgi.esdm.go.id ).
Proses Pembentukkan Cenote Angelita
Semenanjung Yukatan-Mexico sebelum zaman Cretacious (Karbon) merupakan laut dangkal dimana tumbuh terumbu koral hingga mencapai ketebalan 1300 meter. Pada zaman Tersier terbentuk lagi terumbu koral yang melampar (limestone platform) dengan ketebalan 1000 meter seperti yang terdapat sekarang di semenanjung Yukatan. Pengangkatan yang terjadi pada kala Pliocene membentuk daratan lamparan terumbu koral menjadi daratan batuan gamping semenanjung Yukatan. Tingginya kandungan carbon dioksida yang terdapat di atmosfer pada saat itu, menghasilkan hujan asam, sehingga air hujan yang sampai pada lamparan gamping ini mempercepat pelarutan batuan gamping membentuk lubang-lubang infiltrasi. Formasi Carrillo Puerto yang berumur Miocene-Pliocene (23,8 - 1,8) juta tahun yang lalu tersingkap dari batuan gamping di semenanjung Yukatan, sedangkan di sepanjang pantai semenanjung Yukatan ditemukan endapan Quarter yang berumur lebih muda.
Proses mengalirnya air hujan melalui lubang infiltrasi mengawali pembentukan sistem sungai dan goa bawah tanah dan hampir sebagian besar air hujan meresap ke dalam tanah sehingga tidak ditemukan adanya sungai berair di daratan semenanjung Yukatan. Sebagian kecil air hujan yang mengalir di permukaan hanya sebagai aliran permukaan (run off).
Pada zaman interglasisasi terjadi fluktuasi permukaan air laut akibat proses pembekuan dan pencairan gunung-gunung es di kutub. Perioda pasca glasiasi terjadi penurunan muka laut yang cukup signifikan akibat terjadi aliran masa air laut besar-besaran ke kutub-kutub bumi yang membentuk gunung-gunung es. Peristiwa alam inilah yang menyebabkan sistem sungai bawah tanah menjadi kering membentuk goa-goa kering. Pertumbuhan goa-goa gamping ini membentuk sistem karst gampingangampingan (kapur) lengkap dengan ornamen karst yang unik yaitu stalaktit, stalagmit yang tersambung, tirai, teras, dan tiang. Selain itu, proses pelarutan jangka panjang pada dinding-dinding goa menyebabkan goa bawah tanah ini semakin lebar dan panjang.
Pada kala Kuarter air laut di seluruh bumi naik kembali karena terjadi pencairan es di kutub, sehingga permukaan air laut di Karibia juga mengalami kenaikkan. Akibatnya terjadi intrusi air laut yang merembes ke daratan sekaligus mengisi goa-goa karst ini dengan air asin. Kejadian ini bersamaan juga dengan air hujan yang merembes atau infiltrasi ke dalam tanah yang bergerak turun dengan kecepatan 1 - 1.000 m per tahun. Terbentuknya lubang Cenote ini adalah akibat runtuhnya bagian atap goa sehingga rembesan air hujan tadi bergerak turun jauh lebih cepat mencapai 10.000 meter per hari.
Menurut Priantono Astjario (2010), ahli geologi marin dan karst, sekitar 18.000-10.000 tahun yang lalu (Holocene), permukaan air laut mulai naik lagi sekitar 96-120 m sehingga semenanjung Yukatan naik kepermukaan dengan ketinggian sekitar 3-16 meter diatas muka laut sampai sekarang. Perpaduan kedua sumber air tawar dan air asin inilah yang mencirikan terbentuknya sistem cenote (sinkhole) yang unik terutama dalam sistem pengelompokkan ilmu goa (speleologi) yang selanjutnya dikenal sebagai goa anchialine yang berciri adanya campuran lapisan air asin dan air tawar. Curah hujan yang merupakan pemasok utama air tawar mencapai 1.500 mm (1500 liter per meter persegi) per tahun menyebabkan sistem hidrogeologi goa ini mengalami dua fenomena aliran air yaitu air tawar (infiltrasi air hujan) dan air asin (intrusi air laut). Kedua fenomena aliran air ini merupakan faktor dominan dalam pembentukan goa-goa bawah tanah sehingga lambat laun semenanjung Yukatan ini berubah menjadi kawasan karst. Umumnya air tawar pada aliran air ini bukan merupakan air tawar murni tetapi lebih mendekati air payau (brackish water) dengan kadar chlorida sekitar 2 ppt, sedangkan air asin yang berasal dari intrusi air laut berkisar antara 14-35 ppt.
Pembenaran atas fenomena ini
Cenote Angelita adalah salah satu lubang goa berair terletak di tengah hutan tropis sekitar 17 kilometer dari kota Tulum dan berjarak 12 Km dari laut Karibia. Lubang permukaan (mulut) Cenote Angelita terbentuk akibat runtuhnya atap goa yang berdiameter sekitar 30 meter. Kedalaman maksimum cenote mencapai 60 meter. Cenote ini berada di wilayah hutan lebat yang memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang cukup komplit dan sering dijumpai ikut adanya potongan-potongan batang, dahan dan ranting yang jatuh dan terbenam ke dasar goa. Pada kedalaman 30 meter jarak pandang tertahan oleh adanya lapisan keruh berwarna kecoklatan dengan ketebalan sekitar 1 meter. Dibawah lapisan keruh ini hampir tidak ada sinar yang tembus sehingga merupakan kolom air yang gelap gulita (Gambar 5). Lapisan keruh coklat ini dikenal sebagai haloklin (halocline) yang menyerupai kabut atau awan berbentuk cair yang mengandung hidrogen sulfida (bukan dalam bentuk gas). Belum ada laporan yang menyebutkan bahwa ada penyelam yang mengalami gangguan keracunan atau kecelakaan oleh lapisan ini. Di bawah lapisan ditemukan kembali air asin yang bertemperatur lebih hangat sekitar 2oC dari pada lapisan diatas haloklin ini.


Gambar 5. Penampang cenote Angelita yang memperlihatkan posisi dan kedalaman lapisan haloklin di dalam cenote (Sumber: www.todotulum.com ).

dalam memberikan penjelasan tentang fenomena alam yang terjadi pada Cenote Angelita ini, bahkan menyebutkan seolah-olah ditemukan adanya sungai bawah air. Pada kenyataannya lapisan yang nampak sebagai sungai ini adalah lapisan haloklin di dasar lubang Cenote yang membatasi air tawar di atasnya dan air asin di bawahnya.

Daftar Pustaka
♦ Destriyana. 2013. Ajaib, Sungai Ini Berada di Bawah Laut. http://www.merdeka.com/gaya/ajaib-sungai-ini-berada-di-bawah-laut.html (03 Maret 2015).

♦ Lubis S, Salahuddin M. 2010. Lapisan Haloklin Di Cenote Angelita Bukan Sungai Bawah Laut. http://www.mgi.esdm.go.id (03 Maret 2015).

♦ Norte O. 2010. Halocline. http://www.todotulum.com/tulum-mexico-dive/halocline/ (04 Maret 2015).
♦ Ruslan H. 2012. Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran Tentang Sungai di Dasar Laut. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/ (03 Maret 2013).

♦ Sari S. 2014. Pesona Wisata Bawah Air Ini Sangat Indah Lagi Menakjubkan. http://penulispro.com/tag/wisata-bawah-air-cenote/ (03 Maret 2015).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MK. IKHTIOLOGI FUNGSIONAL ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN

Pengertian Biota Air Tawar, Jenis-Jenis dan Peran Biota Air Tawar, Bahan Organik dan Nutrien bagi Biota Air Tawar, Rantai Makanan Ekosistem Biota Air Tawar, dan Penyebab Kelangkaan Biota Air Tawar dari Pemicu

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI