KEGIATAN USAHA PERIKANAN PANCING TONDA DI PACITAN TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TUNA

Pancing tonda (pancing tarik) merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis seperti tuna, cakalang, dan tongkol yang biasa hidup dekat permukaan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan kualitas daging yang tinggi (Gunarso, 1998). Pancing tonda sangat terkenal di kalangan nelayan Indonesia karena harganya relatif murah dan pengoperasiannya sangat mudah untuk menangkap tuna berukuran kecil di dekat permukaan (Nugroho, 1992).
Kabupaten Pacitan sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadi tempat kegiatan perikanan tangkap yang sedang berkembang. Komoditas ikan yang terdapat di perairan Kabupaten Pacitan (Samudera Hindia) yaitu jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, tongkol, tenggiri, marlin, dan lemadang. Penangkapan tuna di perairan Kabupaten Pacitan (Samudera Hindia) dilakukan dengan alat tangkap pancing tonda (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, 2009).
Hasil tangkapan ikan tuna dengan menggunakan pancing tonda lebih banyak yang berukuran kecil sehingga kurang menguntungkan secara ekonomi. Hasil tangkapan ikan tersebut juga tidak dapat diekspor karena berat tubuh ikan yang kurang. Selain itu, hasil tangkapan ikan tuna yang tertangkap oleh pancing tonda dapat mengganggu hasil tangkapan ikan tuna yang tertangkap oleh pancing tonda, karena ikan yang ditangkap adalah ikan yang masih berukuran kecil.

Unit Penangkapan Ikan
1) Kapal Tonda
Kapal motor yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap pancing
tonda berbahan kayu dengan dimensi panjang (LoA) 16-17 m, lebar (B) 3-3,5 dan tinggi (D) 1-1,5 m. Rata-rata nelayan kapal tonda di Tamperan, Kabupaten Pacitan menggunakan 2 buah mesin inboard yang terdiri dari mesin utama bermerek Yanmar dan mesin bantu bermerek Jangdong berkekuatan 30 PK. Kapal ini berukuran 6 GT. Mesin inboard menggunakan bahan bakar solar dan menghabiskan + 450 liter dalam 1 kali trip. Penggunaan 2 buah mesin dimaksudkan untuk menambah kekuatan kapal dalam mendukung operasi penangkapan ikan.

2) Alat tangkap tonda
Pancing tonda memiliki 2 bagian utama yaitu tali pancing dan mata pancing tanpa pemberat. Jumlah pancing tonda yang dioperasikan dalam 1 kapal sebanyak 6-8 buah pancing.

3) Nelayan
Nelayan kapal tonda di Tamperan, Kabupaten Pacitan berjumlah sekitar 5-6 orang, terdiri dari 1 orang sebagai juru mudi dan 4-5 orang sebagai anak buah kapal (ABK). Sebagian besar nelayan kapal tonda memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan berstatus sebagai nelayan penuh. Sistem bagi hasil telah ditentukan dari awal dengan persetujuan pemilik kapal dan nelayan. Hasil penerimaan dalam sistem bagi hasil dibagi dua yaitu 50% untuk pemilik kapal dan 50% untuk nelayan. Bagian 50% yang didapat oleh nelayan dibagi lagi sesuai dengan jumlah ABK yang turut melaut, sedangkan nakhoda kapal mendapatkan 2 bagian dan ABK mendapat 1 bagian.

Metode pengoperasian pancing tonda
Pengoperasian pancing tonda meliputi persiapan, keberangkatan, pemancingan dan kembali ke fishing base. Persiapan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan secara menyeluruh semua perlengkapan yang akan digunakan untuk operasi penangkapan ikan. Persiapan yang dilakukan meliputi semua unit penangkapan ikan, yaitu kapal penangkapan, alat tangkap, dan nelayan. Hal tersebut perlu dilakukan agar kesiapan unit penangkapan dalam keadaan baik, mengingat waktu pengoperasian kapal tonda ini memakan waktu 1 minggu. Semua peralatan ditata dengan rapi agar tidak mengganggu kegiatan operasional penangkapan. Perbekalan dan peralatan yang dibutuhkan dalam setiap operasi penangkapan adalah solar, minyak tanah, oli, es curah, garam, ransum, air tawar, alat tangkap, umpan buatan, pelepah daun kelapa, scoop net dan ganco.
Posisi pengoperasian pancing tonda berada di sekitar rumpon. Kedalaman perairan daerah penangkapan ikan adalah 2.000-5.000 m. Lama trip operasi penangkapan pancing tonda sekitar 7-12 hari. Operasi penangkapan dengan pancing tonda dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Pancing tonda ini dioperasikan mulai pukul 5.00-18.00 WIB. Metode pengoperasian pancing tonda dilakukan dengan metode trolling, yaitu alat tangkap dioperasikan dengan cara ditarik oleh kapal. Tali pancing dipegang oleh nelayan atau terkadang tersambung pada buritan dan sisi kanan atau kiri kapal. Umpan terbuat dari kain sutra atau plastik yang berwarna mencolok untuk menarik perhatian ikan agar mendekati umpan. Nelayan pancing tonda akan kembali ke fishing base apabila hasil tangkapan yang didapatkan sudah dirasakan cukup banyak. Namun nelayan pancing tonda akan tetap kembali ke fishing base walaupun hasil tangkapan sedikit, apabila terjadi badai besar, kerusakan kapal, dan kehabisan perbekalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MK. IKHTIOLOGI FUNGSIONAL ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN

Pengertian Biota Air Tawar, Jenis-Jenis dan Peran Biota Air Tawar, Bahan Organik dan Nutrien bagi Biota Air Tawar, Rantai Makanan Ekosistem Biota Air Tawar, dan Penyebab Kelangkaan Biota Air Tawar dari Pemicu

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI